Assalamuaikum teman teman .
Udah lama non active nge post nih , kali ini saya datang lagi untuk ngepost tentang asuhan kebidanan dengan kasus CKB. ada yang ingin tahu CKB itu apasih? baiklah langsung saja ke laman berikutnya :))
1.Pengertian CKB
Cedera kepala
berat adalah cedera dengan skala koma glasgow 3 – 8 atau dalam keadaan koma
(Mansjoer, A,dkk, 2001 : 3).
Cedera kepala
berat adalah cedera kepala dimana otak mengalami memar dengan kemungkinan
adanya daerah hemoragi , pasien berada pada periode tidak sadarkan diri
(Smeltzer, S.C & Bare, B.C, 2002 : 2212).
Cedera kepala
berat atau memar otak terjadi perdarahan di dalam jaringan otak tanpa adanya
robekan jaringan yang kasat mata, meskipun neuron-neuron mengalami kerusakan
atau terputus (Harsono, 2000 : 311).
Dari berbagai
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa cedera kepala berat adalah cedera
dengan skala koma glasgow 3 – 8, dimana otak mengalami memar dengan kemungkinan
adanya perdarahan di dalam jaringan otak tanpa adanya robekan meskipun neuron-neuran
terputus.
2.Etiologi CKB
Penyebab cedera
kepala antara lain adalah kecelakaan lalu lintas, perkelahian, jatuh dan cedera
olah raga, peluru atau pisau pada cedera kepala terbuka (Corwin, J.E, 2001 :
175).
3.Klasifikasi
Cedera
kepala dapat dilasifikasikan sebagai berikut :
1.
Berdasarkan Mekanisme
a. Trauma Tumpul : adalah trauma yang terjadi akibat kecelakaan kendaraan
bermotor, kecelakaan saat olahraga, kecelakaan saat bekerja, jatuh, maupun
cedera akibat kekerasaan (pukulan).
b. Trauma Tembus : adalah trauma yang terjadi karena tembakan maupun
tusukan benda-benda tajam/runcing.
2.
Berdasarkan Beratnya Cidera
The Traumatic Coma Data Bank mengklasifisikan berdasarkan Glasgow Coma Scale (
Mansjoer, dkk, 2000) :
a. Cedera Kepala Ringan/Minor
(Kelompok Risiko Rendah) yaitu, GCS 14-15, pasien sadar dan berorientasi,
kehilangan kesadaran atau amnesia < dari 30 menit, tidak ada intoksikasi
alkohol atau obat terlarang, klien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing,
tidak terdapat fraktur tengkorak, kontusio, hematom , tidak ada kriteria cedera
sedang sampai berat.
b. Cedera Kepala Sedang (Kelompok Risiko Sedang) yaitu
GCS 9-13 (konfusi, letargi dan stupor), pasien tampak kebingungan, mengantuk,
namun masih bisa mengikuti perintah sederhana, hilang kesadaran atau amnesia
> 30 menit tetapi < 24 jam, konkusi, amnesia paska trauma, muntah, tanda
kemungkinan fraktur kranium (tanda battle, mata rabun, hemotimpanum, otorhea
atau rinorhea cairan serebrospinal).
c. Cedera Kepala Berat (Kelompok Risiko Berat) yaitu
GCS 3-8 (koma), penurunan derajat kesadaran secara progresif, kehilangan
kesadaran atau amnesia > 24 jam, tanda neurologis fokal, cedera kepala
penetrasi atau teraba fraktur depresi cranium.
4.Anatomi Fisiologi
Otak dilindungi
dari cedera oleh rambut, kulit dan tulang. Pelindung lain yang melapisi otak
adalah meningen yang terdiri dari 3 lapisan yaitu duramater, araknoid, dan
piameter. Sedangkan sifat anatomis yang paling penting dalam mempengaruhi
akibat trauma pada otak ialah tulang tengkorak. Meskipun tengkorak menjadi
pelindung terhadap trauma yang lebih berat ia dapat berubah menjadi senjata
terhadap otak.
Luka yang mengenai otak dapat dibagi
menjadi 3 kelompok yaitu:
1. Hematoma
epidural
Timbul setelah ruptura dari salah
satu dari arteri meningea media yang ada diantara durameter dan tulang
tengkorak. Dalam hal ruptura, biasanya ada fraktur tulang tengkorak dan
bersifat perdarahan arteri maka hematoma epidural dengan cepat berkumpul dan
menyebabkan tekanan intrakranial yang progresif dan terjadi beberapa menit
sampai beberapa jam sesudah trauma.
2. Hematoma
Subdural
Berbeda dengan hematoma epidural
yang berasal dari pedarahan arteri, kebanyakan pedarahan subdural terjadi
sesudah rupture dari beberapa vena jembatan yang menghubungkan sistem vena dari
otak dengan sinus venosus yang tertutup di dalam durameter. Berpindahnya posisi
otak yang terjadi pada trauma dapat merobek beberapa vena halus pada tempat
dimana mereka menembus durameter, dengan akibat terjadi perdarahan di dalam
ruang subdural.
3. Luka
Parenkim
Cedera kepala berat terjadi bila
trauma tumpul merusak atau menghancurkan jaringan otak tanpa merobek piameter.
Kebanyakan tempat cedera kepala berhubungan langsung dengan traumanya dimana
terjadi pada tempat benturan atau tempat yang berlawanan dengan tempat
benturan. Otak dalam keadaan bergerak membentur permukaan dalam tulang
tengkorak atau pada bagian yang tidak rata dalam tengkorak, misalnya sayap
tulang sphenoid dan tepian tulang orbita, yang menimbulkan cedera pada kutub
frontal dan temporal serta pada qirus orbitofrontalis ( Robbin & Kumar,
1995 : 492 ).
5.Patofisologi
5.Patofisologi
Cedera kepala
dapat terjadi karena cedera kulit, kepala, tulang kepala, jaringan otak, baik
terpisah maupun seluruh. Faktor yang mempengaruhi luasnya cedera kepala adalah
lokasi dan arah dari penyebab benturan, kecepatan kekuatan yang datang,
permukaan dari kekuatan yang menimpa, kondisi kepala ketika mendapat benturan.
Cedera
bervariasi dari luka kulit yang sederhana sampai gegar otak luka terbuka dari
tengkorak disertai kerusakan otak. Luasnya luka bukan merupakan indikasi berat
ringannya gangguan, pengaruh umum cedera kepala dari ringan sampai berat
ialah edema otak, defisit sesorik, dan motorik, peningkatan intrakranial.
Hal ini akan mengakibatkan perubahan perfusi jaringan otak dimana kerusakan
selanjutnya timbul herniasi otak, iskemi otak dan hipoksia, ( Long, B.C, 1996 :
203 ). Pada saat otak mengalami hipoksia tubuh berusaha memenuhi kebutuhan
oksigen melalui proses metabolik anaerob, yang dapat menyebabkan dilatasi
pembuluh darah. Pada cedera kepala berat hipoksia atau kerusakan otak akan
terjadi penimbunan asam laktat akibat metabolisme anaerob yang menyebabkan
timbulnya asidosis metabolik. Produksi asam laktat akan merangsang reseptor
nyeri sehingga timbul sakit kepala.
Otak
dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan
oksigen dan glukosa dapat terpenuhi . Energi yang
dihasilkan di dalam sel-sel saraf hampir
seluruhnya melalui proses oksidasi . Otak tidak
punya cadangan oksigen, jadi kekurangan aliran darah ke otak
walaupun sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Dari gangguan fungsi otak
akan muncul berbagai gejala antara lain penurunan fungsi nervus vagus yang akan
membuat penurunan fungsi otot menelan dan beresiko tinggi terjadi perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ( Pahria,T,dkk, 1996 : 50
).
Kerusakan otak
yang di jumpai pada trauma kepala dapat terjadi melalui 2 cara yaitu 1) efek
langsung trauma pada fungsi otak , 2) efek-efek kerusakan dari sel-sel otak
yang bereaksi terdapat trauma. Kerusakan neurologik langsung disebabkan oleh
suatu benda atau serpihan tulang yang menembus dan merobek jaringan otak oleh
pengaruh kekuatan yang diteruskan ke otak dan oleh efek perhambatan otak yang
terbatas dalam kompartemen yang kaku.
Derajat
kerusakan targantung kekuatan yang menimpa semakin besar kekuatan semakin parah
kerusakan. Ada dua macam kakuatan yaitu pertama,cedera setempat karena benda
tajam dengan kecepatan rendah dan tenaga kecil. Kerusakan fungsi neurologik
terjadi pada tempat terbatas dan disebakan oleh benda / fragmen tulang yang
menembus dura pada tempat serangan. Kedua, cedera menyeluruh pada trauma tumpul
kepala, kerusakan terjadi waktu kekuatan diteruskan pada otak.
Neuron atau sel-sel fungsional dalam otak,
bergantung dari menit ke menit pada suplai nutrien yang konstan dalam bentuk
glukosa dan oksigen, dan sangat peka terhadap cedera metabolik apabila suplai
terhenti sebagai akibat cedera, sirkulasi otak dapat kehilangan kemampuannya
untuk mengatur volume darah beredar yang tersedia, menyebabkan iskemia pada
beberapa daerah tertentu dalam otak, (Price, 1999 : 1016).
Nah teman teman , hanya itu yang saya ketahui mengenai askeb CKB . semoga penjelasan ringkas ini dapat bermanfaat bagi anda . terimakasih sudah mau mampir ke blog sayaa :)