Newest Post

ASKEB CKB(Cedera Kepala Berat)

| Minggu, 12 Juli 2015
Baca selengkapnya »

Assalamuaikum teman teman .
Udah lama non active nge post nih , kali ini saya datang lagi untuk ngepost tentang asuhan kebidanan dengan kasus CKB. ada yang ingin tahu CKB itu apasih? baiklah langsung saja ke laman berikutnya :))



1.Pengertian CKB
      Cedera kepala berat adalah cedera dengan skala koma glasgow 3 – 8 atau dalam keadaan koma (Mansjoer, A,dkk, 2001 : 3).
Cedera kepala berat adalah cedera kepala dimana otak mengalami memar dengan kemungkinan adanya daerah hemoragi , pasien berada pada periode tidak sadarkan diri (Smeltzer, S.C & Bare, B.C, 2002 : 2212).
        Cedera kepala berat atau memar otak terjadi perdarahan di dalam jaringan otak tanpa adanya robekan jaringan yang kasat mata, meskipun neuron-neuron mengalami kerusakan atau terputus (Harsono, 2000 : 311).
        Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa cedera kepala berat adalah cedera dengan skala koma glasgow 3 – 8, dimana otak mengalami memar dengan kemungkinan adanya perdarahan di dalam jaringan otak tanpa adanya robekan meskipun neuron-neuran terputus.


2.Etiologi CKB

Penyebab cedera kepala antara lain adalah kecelakaan lalu lintas, perkelahian, jatuh dan cedera olah raga, peluru atau pisau pada cedera kepala terbuka (Corwin, J.E, 2001 : 175).



3.Klasifikasi
Cedera kepala dapat dilasifikasikan sebagai berikut :
1.    Berdasarkan Mekanisme
a.  Trauma Tumpul : adalah trauma yang terjadi akibat kecelakaan kendaraan bermotor, kecelakaan saat olahraga, kecelakaan saat bekerja, jatuh, maupun cedera akibat kekerasaan (pukulan).
b.  Trauma Tembus : adalah trauma yang terjadi karena tembakan maupun tusukan benda-benda tajam/runcing.

2.    Berdasarkan Beratnya Cidera
The Traumatic Coma Data Bank mengklasifisikan berdasarkan Glasgow Coma Scale ( Mansjoer, dkk, 2000) :
a.  Cedera Kepala Ringan/Minor (Kelompok Risiko Rendah) yaitu, GCS 14-15, pasien sadar dan berorientasi, kehilangan kesadaran atau amnesia < dari 30 menit, tidak ada intoksikasi alkohol atau obat terlarang, klien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing, tidak terdapat fraktur tengkorak, kontusio, hematom , tidak ada kriteria cedera sedang sampai berat.
b.  Cedera Kepala Sedang (Kelompok Risiko Sedang) yaitu GCS 9-13 (konfusi, letargi dan stupor), pasien tampak kebingungan, mengantuk, namun masih bisa mengikuti perintah sederhana, hilang kesadaran atau amnesia > 30 menit tetapi < 24 jam, konkusi, amnesia paska trauma, muntah, tanda kemungkinan fraktur kranium (tanda battle, mata rabun, hemotimpanum, otorhea atau rinorhea cairan serebrospinal).
c.  Cedera Kepala Berat (Kelompok Risiko Berat) yaitu GCS 3-8 (koma), penurunan derajat kesadaran secara progresif, kehilangan kesadaran atau amnesia > 24 jam, tanda neurologis fokal, cedera kepala penetrasi atau teraba fraktur depresi cranium.


4.Anatomi Fisiologi 
            Otak dilindungi dari cedera oleh rambut, kulit dan tulang. Pelindung lain yang melapisi otak adalah meningen yang terdiri dari 3 lapisan yaitu duramater, araknoid, dan piameter. Sedangkan sifat anatomis yang paling penting dalam mempengaruhi akibat trauma pada otak ialah tulang tengkorak. Meskipun tengkorak menjadi pelindung terhadap trauma yang lebih berat ia dapat berubah menjadi senjata terhadap otak.
Luka yang mengenai otak dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:
1.         Hematoma epidural
Timbul setelah ruptura dari salah satu dari arteri meningea media yang ada diantara durameter dan tulang tengkorak. Dalam hal  ruptura, biasanya ada fraktur tulang tengkorak dan bersifat perdarahan arteri maka hematoma epidural dengan cepat berkumpul dan menyebabkan tekanan intrakranial yang progresif dan terjadi beberapa menit sampai beberapa jam sesudah trauma.
2.         Hematoma Subdural
Berbeda dengan hematoma epidural yang berasal dari pedarahan arteri, kebanyakan pedarahan subdural terjadi sesudah rupture dari beberapa vena jembatan yang menghubungkan sistem vena dari otak dengan sinus venosus yang tertutup di dalam durameter. Berpindahnya posisi otak yang terjadi pada trauma dapat merobek beberapa vena halus pada tempat dimana mereka menembus durameter, dengan akibat terjadi perdarahan di dalam ruang subdural. 
3.         Luka Parenkim
Cedera kepala berat terjadi bila trauma tumpul merusak atau menghancurkan jaringan otak tanpa merobek piameter. Kebanyakan tempat cedera kepala berhubungan langsung dengan traumanya dimana terjadi pada tempat benturan atau tempat yang berlawanan dengan tempat benturan. Otak dalam keadaan bergerak membentur permukaan dalam tulang tengkorak atau pada bagian yang tidak rata dalam tengkorak, misalnya sayap tulang sphenoid dan tepian tulang orbita, yang menimbulkan cedera pada kutub frontal dan temporal serta pada qirus orbitofrontalis ( Robbin & Kumar, 1995 : 492 ).  

5.Patofisologi
         Cedera kepala dapat terjadi karena cedera kulit, kepala, tulang kepala, jaringan otak, baik terpisah maupun seluruh. Faktor yang mempengaruhi luasnya cedera kepala adalah lokasi dan arah dari penyebab benturan, kecepatan kekuatan yang datang, permukaan dari kekuatan yang menimpa, kondisi kepala ketika mendapat benturan.
          Cedera bervariasi dari luka kulit yang sederhana sampai gegar otak luka terbuka dari tengkorak disertai kerusakan otak. Luasnya luka bukan merupakan indikasi berat ringannya gangguan, pengaruh umum cedera kepala dari ringan sampai berat ialah  edema otak, defisit sesorik, dan motorik, peningkatan intrakranial. Hal ini akan mengakibatkan perubahan perfusi jaringan otak dimana kerusakan selanjutnya timbul herniasi otak, iskemi otak dan hipoksia, ( Long, B.C, 1996 : 203 ). Pada saat otak mengalami hipoksia tubuh berusaha memenuhi kebutuhan oksigen melalui proses metabolik anaerob, yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah. Pada cedera kepala berat hipoksia atau kerusakan otak akan terjadi penimbunan asam laktat akibat metabolisme anaerob yang menyebabkan timbulnya asidosis metabolik. Produksi asam laktat akan merangsang reseptor nyeri sehingga timbul sakit kepala.
            Otak  dapat  berfungsi   dengan  baik  bila  kebutuhan oksigen  dan glukosa dapat  terpenuhi . Energi  yang  dihasilkan  di dalam  sel-sel  saraf  hampir  seluruhnya  melalui  proses  oksidasi . Otak  tidak  punya  cadangan oksigen, jadi  kekurangan aliran darah ke otak walaupun sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Dari gangguan fungsi otak akan muncul berbagai gejala antara lain penurunan fungsi nervus vagus yang akan membuat penurunan fungsi otot menelan dan beresiko tinggi terjadi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (  Pahria,T,dkk, 1996 : 50 ).                
           Kerusakan otak yang di jumpai pada trauma kepala dapat terjadi melalui 2 cara yaitu 1) efek langsung trauma pada fungsi otak , 2) efek-efek kerusakan dari sel-sel otak yang bereaksi terdapat trauma. Kerusakan neurologik langsung disebabkan oleh suatu benda atau serpihan tulang yang menembus dan merobek jaringan otak oleh pengaruh kekuatan yang diteruskan ke otak dan oleh efek perhambatan otak yang terbatas dalam kompartemen yang kaku.
        Derajat kerusakan targantung kekuatan yang menimpa semakin besar kekuatan semakin parah kerusakan. Ada dua macam kakuatan yaitu pertama,cedera setempat karena benda tajam dengan kecepatan rendah dan tenaga kecil. Kerusakan fungsi neurologik terjadi pada tempat terbatas dan disebakan oleh benda / fragmen tulang yang menembus dura pada tempat serangan. Kedua, cedera menyeluruh pada trauma tumpul kepala, kerusakan terjadi waktu kekuatan diteruskan pada otak.
          Neuron atau sel-sel fungsional dalam otak, bergantung dari menit ke menit pada suplai nutrien yang konstan dalam bentuk glukosa dan oksigen, dan sangat peka terhadap cedera metabolik apabila suplai terhenti sebagai akibat cedera, sirkulasi otak dapat kehilangan kemampuannya untuk mengatur volume darah beredar yang tersedia, menyebabkan iskemia pada beberapa daerah tertentu dalam otak, (Price, 1999 : 1016).


Nah teman teman , hanya itu yang saya ketahui mengenai askeb CKB . semoga penjelasan ringkas ini dapat bermanfaat bagi anda . terimakasih sudah mau mampir ke blog sayaa :)

ASKEB CKB(Cedera Kepala Berat)

Posted by : Unknown
Date :Minggu, 12 Juli 2015
With 1 komentar:
Next Prev
▲Top▲